Tata Cara Umroh – Mandilah kemudian usapkanlah minyak wangi ke bagian tubuhmu, misalnya ke rambut serta jenggot. Jangan mengusapkan minyak wangi ke pakaian ihram. Apabila pakaian ihram terkena minyak wangi maka cucilah. Hindarkanlah pakaian yang berjahit. Kenakan selendang serta kain putih, juga sandal.( Payung, kaca mata, cincin dan sabuk boleh dikenakan oleh orang yang sedang ihram).
Adapun untuk perempuan, maka dia mandi meskipun haid, kemudian mengenakan pakaian yang dia kehendaki, tapi wajib memenuhi syarat hijab, sehingga tidak nampak sesuatu pun dari bagian tubuhnya. Serta tidak berhias dengan perhiasan dan tidak memakai minyak wangi dan juga tidak menyerupai laki- laki.
Tata Cara Umroh – Pertama : Ihram Dari Miqot
Bila Kalian tidak mampu berhenti di miqat seperti yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang maka mandilah sejak di rumah, kemudian jika telah mendekati miqat mulailah ihram dan ucapkanlah :
لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ عُمْرَةً
“Labbaik Allahumma umratan”
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk ber-umrah.
Atau Membaca :
نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ ِللهِ تَعاَلىَ
“Nawaitu umratan wa ahramtu biha lillahi ta’ala”
Jika Anda khawatir tidak bisa menyempurnakan ibadah umroh karena sakit atau lainnya maka ucapkan :
فإِ نْ حَبَسَنِِي حَا بِسٌ فَمَحَلّي حَيْثُ حَبَسْتَنِيْ
Jika aku terhalang oleh suatu halangan maka tempat (tahallul)ku adalah di mana Engkau menahanku.
Kemudian mulailah mengucapkan bacaan talbiyah hingga sampai ke Mekkah. Bacaan Talbiyah hukumnya sunnah mu’akkadah (ditekankan), baik untuk laki laki maupun perempuan. Bagi laki-laki disunnahkan untuk mengeraskan suara bacaan talbiyah, dan tidak bagi wanita. Talbiyah yang dimaksud adalah ucapannya :
لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ لَبَّيْكَ , لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ , إنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَك
“Labbaika Allaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syariika laka”
Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah aku datang memenuhi panggilanMu. Aku datang memenuhi panggilanMu tiada sekutu bagiMu aku datang memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujian dan ni’mat adalah milikMu begitu juga kerajaan tiada sekutu bagiMu.
Disunnahkan mandi sebelum masuk Makkah, jika hal itu memungkinkan.
Tata Cara Umroh – Peringatan :
- Sebagian orang mempercayai jika pakaian yang dikenakan perempuan haruslah berwarna tertentu, misalnya hijau, hitam ataupun putih. Ini merupakan tidak benar! Sungguh tidak terdapat ketentuan sedikit pun tentang warna pakaian yang harus dikenakan.
- Talbiyah yang dilakukan secara bersama- sama dengan satu suara- di mana hal ini dilakukan oleh sebagian jamaah haji adalah bid’ ah. Perbuatan tersebut tidak terdapat contohnya dari Nabi shallallahu‘ alaihi wa sallam, juga tidak dari salah seorang sahabatnya. Yang benar yaitu hendaknya setiap Haji mengucapkan talbiyah sendiri- sendiri.
- Tidak diharuskan seorang yang sedang ihram, baik pria maupun perempuan mengenakan terus pakaian yang dia kenakan ketika ihram sepanjang ibadahnya, namun dibolehkan dia menggantinya kapan dia suka.
- Hendaknya setiap Haji benar- benar memperhatikan permasalahan menutup aurat, sebab sebagian pria terkadang auratnya terbuka di depan orang lain, misalnya ketika duduk ataupun tidur, sedang dia tidak merasa.
- Sebagian perempuan mempercayai dibolehkannya membuka wajah di depan pria selama masih dalam keadaan ihram. Ini merupakan keliru! Dia wajib menutupi wajahnya. Di antara dalil permasalahan ini merupakan ucapan Aisyah radhiallahu anha:
كََانَ الرُّكْبَانُ يَمُرُّوْنَ بِنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُوْلِ اللَّه مُحْرِِِمَات، فَإِذَا حَاذَوْابِنَا أَسْدَلَتْ إحْدَانَا جِلبَا بَهََا عَلَى وجْهِهَا، فإِ ذَا جَا وَزُوْنَا كَشَفْنَاهُ
Dahulu ada kafilah yang melewati kami, sedang kami dalam keadaan ihram bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika mereka telah dekat dengan kami, salah seorang dari kami mengulurkan jilbabnya ke wajahnya, dan ketika mereka telah lewat, kami membukanya kembali. [HR. Ahmad dan Abu Daud dengan sanad hasan].
Dan dari Asma’ binti Abi Bakar radhiallahu anha, ia berkata:
كُنَّانُغَطِّيْ وُجُوْ هَنَا مِنَ الرِّجَالِ، وَكُنَّا نَمْتَشِطُ قَبْلَ ذَلِكَ فِي اْلإِحْرَام
Kami menutupi wajah kami dari (penglihatan) laki-laki dan sebelumnya kami menyisir rambut ketika ihram. [Dikeluarkan Al-Hakim dan lainnya, atsar ini shahih].
Tata Cara Umroh Kedua : Jika Anda telah sampai di Masjidil Haram, dahulukanlah kaki kananmu dan ucapkan (do’a) :
،بسْمِ اللَّه، والصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَىرَسُوْاللِّه، اَللّهُمَّ َافْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِك أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu’. ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dan dengan WajahNya Yang Mahamulia serta KekuasaanNya Yang Mahaazali dari setan yang terkutuk.
Do’a ini juga diucapkan ketika memasuki masjid-masjid yang lain.
Tata Cara Umroh – Ketiga : Kemudian mulailah melaksanakan thawaf dari hajar aswad ( dan atau dari tempat yang searah dengannya.) sesudah itu menghadaplah kepadanya dan ucapkan, Allahu Akbar, lalu usaplah hajar aswad itu dengan tangan kananmu kemudian ciumlah. Apabila Kalian tidak bisa menciumnya maka usaplah hajar aswad itu dengan tanganmu atau dengan lainnya, lalu ciumlah sesuatu yang dengannya Kalian mengusap hajar aswad. Jika Kalian tidak bisa melakukannya, maka jangan mendesak orang- orang( guna mencapainya), tapi berilah isyarat kepada hajar aswad dengan tanganmu sekali isyarat( serta jangan Kalian cium tanganmu). Lakukan hal itu dalam memulai setiap putaran thawaf.
Berthawaflah 7 kali putaran dengan menjadikan Ka’ bah di sebelah kirimu. Lakukan raml( jalan cepat dengan memendekkan langkah) pada 3 putaran pertama dan berjalanlah( biasa) pada putaran berikutnya. Dalam semua putaran thawaf tersebut lakukanlah idhthiba’( meletakkan pertengahan kain selendang di bawah pundak kanan, serta kedua ujungnya di atas pundak kiri). Raml dan idhthiba’ tersebut khusus bagi pria dan hanya dilakukan pada thawaf yang pertama. Atau thawaf umrah bagi orang yang mengerjakan haji tamattu’ dan thawaf qudum bagi orang yang melakukan haji qiran serta ifrad.
Jika Kalian telah sampai ke Rukun Yamani maka usaplah dengan tanganmu jika hal itu memungkinkan-, tapi jangan menciumnya. Jika tidak bisa mengusapnya maka jangan memberi isyarat kepadanya. Serta disunnahkan ketika Kalian berada di antara Rukun Yamani dan hajar aswad membaca do’ a:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Wahai Rabb kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka.
Dalam thawaf, tidak ada do’a-do’a khusus dari tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam selain do’a di atas, tetapi memang disunnahkan memperbanyak dzikir dan do’a ketika thawaf (do’a apa saja yang dikehendaki.). Jika Anda membaca ayat-ayat Al-Qur’an ketika thawaf, maka itu adalah baik.
Tata Cara Umroh – Peringatan :
- Bersuci merupakan syarat sahnya thawaf. Apabila wudhu Kalian batal di tengah- tengah melangsungkan thawaf, maka keluar dan berwudhulah, kemudian ulangilah thawaf Kalian dari awal.
- Jika di tengah- tengah Kalian melangsungkan thawaf didirikan shalat, ataupun Kalian mengikuti shalat jenazah, maka shalatlah bersama mereka lalu sempurnakanlah thawaf Kalian dari tempat mana Kalian berhenti. Jangan lupa menutupi kedua pundak Kalian, sebab menutupi keduanya dalam shalat merupakan wajib.
- Jika Kalian perlu duduk sebentar, atau minum air ataupun berpindah dari lantai bawah ke lantai atas atau sebaliknya di tengah- tengah thawaf, maka hal itu tidak mengapa.
- Jika Kalian ragu- ragu tentang bilangan putaran, maka pakailah bilangan yang Kalian yakini; yaitu yang lebih sedikit. Jika Kalian ragu- ragu apakah Kalian telah melakukan thawaf 3 atau 4 kali maka tetapkanlah 3 kali, tetapi jika Kalian lebih mengira bilangan tertentu maka tetapkanlah bilangan tersebut.
Sebagian Haji melakukan idhthiba’ sejak awal memakai pakaian ihram serta tetap seperti itu dalam seluruh manasik haji. Ini merupakan keliru. Yang disyari’ atkan ialah hendaknya dia menutupi kedua pundaknya, serta tidak melakukan idhthiba’ kecuali ketika thawaf yang pertama, sebagaimana telah disinggung di muka.
Tata Cara Umroh – Keempat : Jika Anda selesai dari putaran ketujuh, saat mendekati hajar aswad, tutuplah pundakmu yang kanan, kemudian pergilah menuju maqam Ibrahim, jika hal itu memungkinkan, lalu ucapkanlah firman Allah:
وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. [Al-Baqarah/2: 125].
Jadikanlah posisi maqam itu antara dirimu dengan Ka’bah, jika memungkinkan, lalu shalatlah dua rakaat. Pada raka’at pertama Anda membaca, setelah Al-Fatihah- surat Al-Kafirun dan pada raka’at kedua surat Al-Ikhlash .
Tata Cara Umroh – Peringatan :
Shalat 2 raka’ at thawaf hukumnya sunnah dikerjakan di belakang maqam Ibrahim, namun melangsungkannya di tempat mana saja dari Masjidil Haram juga dibolehkan.
Termasuk kesalahan yang dilakukan oleh sebagian jamaah haji adalah shalat di belakang maqam Ibrahim pada saat orang penuh sesak, sehingga dengan demikian menyakiti orang lain yang sedang thawaf. Yang benar, hendaknya dia mundur ke belakang sehingga jauh dari orang- orang yang thawaf, serta hendaknya dia menjadikan posisi maqam Ibrahim antara dirinya dengan Ka’ bah, atau bahkan boleh melaksanakan shalat di mana saja di Masjidil Haram.
Tata Cara Umroh – Kelima : Selanjutnya pergilah ke zam-zam dan minumlah airnya. Lalu berdo’alah kepada Allah dan tuangkan air zam-zam di atas kepalamu. Jika memung-kinkan, pergilah ke hajar aswad dan usaplah.
Tata Cara Umroh – Keenam: Lalu pergilah menuju Shafa, dan ketika telah dekat bacalah firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ
Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah. [Al-Baqarah/2: 158]
Kemudian ucapkanlah:
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
Kami memulai dengan apa yang dengannya Allah memulai.
Kemudian naiklah ke (bukit) Shafa dan menghadaplah ke Ka’bah lalu bertakbirlah tiga kali dan ucapkan:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي ويُمِييْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya, hanya bagiNya segala kerajaan dan hanya bagiNya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang haq melainkan Dia, tiada sekutu bagiNya, yang menepati janjiNya, yang memenangkan hambaNya dan yang menghancurkan golongan-golongan (kafir) dengan tanpa dibantu siapa pun.
Ulangilah dzikir tersebut sebanyak tiga kali dan berdo’alah pada tiap-tiap selesai membacanya dengan do’a-do’a yang Anda kehendaki.
Tata Cara Umroh – Ketujuh : Kemudian turunlah untuk melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah. Bila Anda berada di antara dua tanda hijau, lakukanlah sa’i dengan berlari kecil (khusus untuk laki-laki dan tidak bagi wanita). Jika Anda telah sampai di Marwah, naiklah ke atasnya dan menghadaplah ke Ka’bah, kemudian ucapkan sebagaimana yang Anda ucapkan di Shafa. Demikian hendaknya yang Anda lakukan pada putaran berikut-nya. Pergi (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu kali putaran dan kembali (dari Marwah ke Shafa) juga dihitung satu kali putaran hingga sempurna menjadi tujuh kali putaran. Karena itu, putaran sa’i yang ke tujuh berakhir di Marwah. Tidak ada dzikir (do’a) khusus untuk sa’i, karena itu perbanyaklah dzikir dan do’a serta membaca Al-Qur’an.
Tata Cara Umroh – Peringatan :
Ada dua bid’ah saat thawaf dan sa’i yang tersebar di sebagian orang:
Terpaku dengan do’a-do’a tertentu pada setiap putaran, sebagaimana ditemukan dalam buku-buku kecil.
Jama’ah haji berdo’a bersama-sama dengan di-komando oleh seorang pemimpin (rombongan) dengan koor (satu suara) dan keras.
Para Haji hendaknya mewaspadai kedua bid’ah di atas, sebab tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak dari salah seorang sahabatnya .
Tata Cara Umroh – Kedelapan : Jika selesai mengerjakan sa’i cukurlah rambut Anda (sampai bersih) atau pendekkanlah. Bagi orang yang menunaikan umrah, mencukur (gundul) rambut adalah lebih utama, kecuali jika waktu haji sudah dekat, maka memendekkan rambut lebih utama, sehing-ga mencukur (gundul) rambut dilakukan pada waktu haji. Dan tidak cukup memendekkan rambut hanya beberapa helai pada bagian depan kepala dan bela-kangnya sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jama’ah Haji, tetapi hendaknya memendekkan tersebut dilakukan pada seluruh rambut atau pada sebagian besarnya. Adapun bagi wanita, maka hendaknya ia mengumpulkan rambutnya dan mengambil daripadanya kira-kira seujung jari. Jika rambutnya keriting (tidak sama panjang ujungnya) maka harus diambil dari tiap-tiap kepangan (genggaman).
Jika hal di atas telah Anda lakukan, berarti Anda telah menyelesaikan umrah. Dan segala puji adalah milik Allah semata.
Tata Cara Umroh – Peringatan :
Termasuk kesalahan yang dilakukan oleh sebagian jama’ah Haji adalah mengulang-ulang umrah ketika sampai di Makkah. Yang demikian itu bukanlah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga bukan tuntunan para sahabatnya. Seandainya pun di dalamnya ada keutamaan, tentu mereka telah melakukannya mendahului kita.