pt jannah firdaus logo 1
Maqbarah Baqi Madinah Al Munawarrah

Pemakaman Maqbarah Baqi

Pemakaman Maqbarah Baqi yang dikenal juga dengan sebutan Jannatul Baqi atau Baqi Al-Gharqad adalah sebuah kompleks pemakaman Islam pertama dan tertua di Kota Madinah Al-Munawwarah. Lokasinya terletak kurang lebih 30 meter di sebelah tenggara Masjid Nabawi as-Syarif.

Secara bahasa Baqi’ yang berarti “tanah lapang yang ditumbuhi tanaman liar”, sedangkan al-Gharqad adalah nama dari sebuah pohon berduri, pohon ini berjenis Lycium Shawii spesies dari Boxthorn. Itulah sebabnya dalam literatur Islam klasik, Baqi’ dikenal dengan nama Baqi’ al-Gharqad.

Maqbarah Baqi Madinah

Maqbarah Baqi Madinah Al Munawarrah

Kawasan ini tanahnya lembut tak berbatu, sehingga layak dijadikan tempat penguburan jenazah dan memang telah ada sejak zaman Arab Jahiliyah. Pemakaman Maqbarah Baqi ini tercatat juga sebagai salah satu situs bersejarah umat Islam yang disucikan dan mereka menjadikan tempat suci ini sebagai tujuan ziarah.

Sekitar tahun 1373 Hijriah, area yang memiliki luas sekitar 3.500 meter. dan jalan kecil yang memisahkan keduanya yang dikenal dengan sebutan Zaqaq al-‘Amat dengan luas 824 meter akhirnya disatukan dengan Maqbarah Baqi, sehingga luasnya menjadi sekitar 15.000 meter.

Kemudian sepetak tanah yang berbentuk segi tiga yang terletak dibagian utara Maqbarah Baqi dengan luas 1.612 meter. juga ditambahkan menjadi bagian dari pemakaman. Oleh Pemerintah Saudi, Maqbarah Baqi kembali mengalami perluasan sehingga mencapai total luas 180.000 meter. Pemakaman Maqbarah Baqi dibatasi oleh jalan Satin, Abdul Aziz dan Abu Dzar dan dimulai dari jalan Bab al-‘Awali yang dikelilingi barisan pagar tembok berjeruji.

Di Maqbarah Baqi inilah, dimakamkan sahabat Rasulullah yang sudah dijamin masuk Surga. Di antaranya ialah Amirul Mukminin Sayyidina Utsman bin ‘Affan RA, Abu Umamah, Hasan bin Zararah dari kaum Anshar dan Utsman bin Maz’un dari kalangan kaum Muhajirin.

Ketika wafat, awalnya Khalifah Utsman tak dapat dikubur di Maqbarah Baqi karena sudah kondisinya yang penuh, sehingga Khalifah Utsman dimakamkan di sebelah timur Maqbarah Baqi yang dikenal dengan nama Kaukab. Namun, dalam masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, baru kebun tempat dikuburannya Khalifah itu dimasukkan ke dalam perluasan Maqbarah Baqi.

Selain para sahabat Rasulullah semua istri Rasulullah pun dimakamkan di Maqbarah Baqi, kecuali Ummul Mukminin Sayyidatuna Khadijah al-Kubra yang dimakamkan di Maqbarah Ma’la Makkah dan Sayyidatuna Maimunah yang dimakamkan di Zam’un (perkampungan di antara Makkah dan Madinah), mereka ialah :

  • Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq
  • Saudah binti Zam’ah
  • Hafshah binti Umar bin al-Khaththab
  • Zainab binti Huzaimah
  • Ummu Salamah bin Abi Umayyah
  • Juwairiyah binti Harits
  • Ummu Habibah binti Abu Sufyan
  • Shafiyah binti Huyai binti Akhthab
  • Zainab binti Jahsy.

Keluarga dan putra-putri Rasulullah pun semuanya dimakamkan di Maqbarah Baqi selain Sayyidina Qashim dan Abdullah yang wafat di kota Makkah dan di makamkan di Maqbarah Ma’la, mereka ialah :

  • Fatimah Az-Zahra’
  • Ummi Kaltsum
  • Ruqayyah
  • Zainab
  • Abbas bin Abdul Muththalib (paman Rasulullah)
  • Shafiyyah binti Abdul Muththallib (bibi Rasulullah)
  • ‘Athikah binti Abdul Muthathllib (bibi Rasulullah)
  • Zainal Abidin bin Husein bin Ali
  • Muhammad Baqir bin Zainal Abidin
  • Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir

Pemakaman Maqbarah Baqi

 

Dulunya, pada makam keluarga dan sebagian besar tokoh Islam berada di pemakaman ini dibuatkan kubah dan bangunan di atasnya. Namun pada tahun 1221 Hijriah / 1806 Masehi, dalam salah satu serangan kelompok Wahabi ke Madinah, kubah dan bangunan-bangunan di atas makam tersebut dihancurkan, namun atas perintah Abdul Hamid II yang merupakan salah seorang Khalifah dari Dinasti Utsmani, kubah dan bangunan di pemakaman tersebut dibangun kembali.

Sampai kemudian pada tanggal 8 Syawal 1344 Hijriah/1926 Masehi atas perintah Amir Muhammad sebagai Hakim Madinah dan Abdul Aziz al-Sa’ud sebagai pendiri kerajaan Arab Saudi yang saat itu mendapat dukungan penuh dari kelompok Wahabi kembali menghancurkan bangunan dan kubah yang terdapat dalam Pemakaman Maqbarah Baqi dan meratakannya dengan tanah. Sehingga yang tersisa hanyalah batu-batu tanpa nama dan identitas sebagai nisan pada makam-makam yang terdapat dalam Pemakaman Maqbarah Baqi.

Untuk sejumlah makam keluarga Rasulullah yang dimuliakan, secara khusus dibuatkan bangunan dan kubah yang megah. Misalnya kubah makam Imam Hasan dan Abbas bin Abdul Muththalib yang menurut penuturan Ibnu Jabir ukurannya sangat besar dan indah.

Ibnu Batutah pada pertengahan awal abad ke-8 Hijriah, memberikan kesaksian akan Pemakaman Maqbarah Baqi yang dilihatnya, bahwa makam Malik bin Anas memiliki kubah kecil, makam Ibrahim dibuatkan kubah berwarna putih, makam-makam istri Rasulullah, Abbas dan Imam Hasan memiliki kubah yang tinggi dan kuat, begitu pun dengan makam Khalifah Utsman yang dibuat megah dan memiliki kubah yang besar. Dikatakan juga bahwa makam empat Imam Syiah memiliki kubah.

Farhad Mirza, salah seorang sultan dari Dinasti Qajar, pada tahun 1293 Hijriah / 1876 masehi dan Muhammad Husain Khan Farahani pada tahun 1303 memberikan gambaran mengenai Pemakaman Maqbarah Baqi sebagai berikut :

Makam 4 Imam, Abbas dan makam yang dinisbatkan kepada Sayyidah Fatimah memiliki kubah yang ditutupi dengan kain yang merupakan hadiah dari Sultan Ahmad Utsmani pada tahun 1131 Hijriah /1719 masehi. Makam-makam juga itu juga memiliki batu-batu nisan yang berbentuk tugu, yang juga terdapat pada makam istri-istri Rasulullah. Namun Burckhardt dalam catatannya menuliskan bahwa kekuasan Wahabi yang mengambil alih Maqbarah Baqi melakukan pelecehan terhadap pemakaman tersebut. Termasuk pemakaman di luar Pemakaman Maqbarah Baqi seperti makam Hamzah bin Abdul Muththalib di Jabal Uhud.

Tidak sedikit riwayat menyebutkan bahwa Pemakaman Maqbarah Baqi memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah. Sebagaimana riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah telah mendoakan mereka yang di makamkan di Pemakaman Baqi agar mendapatkan ampunan Allah Seperti hadis berikut:

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang meninggal di salah satu Dua Kota Suci (Makkah atau Madinah), maka kelak dia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan aman.” (HR. Baihaqi)

Abdullah bin Umar menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat kelak, aku lah orang pertama yang dikeluarkan dari belahan bumi, kemudian Abu Bakar, dan disusul Umar. Lantas, aku mendatangi penghuni Baqi’ dan mereka pun dikumpulkan bersamaku. Kemudian, aku menanti penduduk Makkah, maka aku akan dikumpulkan di antara dua Tanah Haram.”

Dalam hadis lain diriwayatkan bahwa Rasulullah secara rutin setiap malam Jum’at berziarah ke Pemakaman Baqi’ dan mendoakan mereka. Tidak sedikit pula riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah menyampaikan khutbahnya ataupun mengimami salat seperti salat Istisqa’ dan salat ‘led di lokasi Pemakaman Baqi’.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa dimasa-masa terakhir usia beliau, bersama dengan sejumlah sahabat, beliau mengunjungi Pemakaman Baqi’ dan berbicara ditujukan kepada para ahli kubur dengan mengabarkan akan dekatnya ia dengan kematian.

Berdasarkan riwayat dalam sebagian literatur disebutkan bahwa Sayyidah Fatimah, putri Rasulullah sepeninggal ayahnya, setiap hari ia menuju ke Pemakaman Baqi’ dalam keadaan menangis. Imam Ali kemudian membuatkan tempat khusus baginya yang kemudian dikenal dengan sebutan Baitul-Ahzan yaitu rumah kesedihan. Ditempat ini pula Sayyidah Fatimah menunaikan salat-salatnya.

Baqi’ juga mendapatkan perhatian khusus dari ahlul bait. Riwayat-riwayat yang ada menyebutkan bahwa ziarah ke Pemakaman Baqi’ adalah di antara amalan dan tradisi ahlul bait. Banyak dari Ulama Syiah maupun Sunni mengeluarkan fatwa bahwa berziarah ke Pemakaman Baqi’ hukumnya sunah dan amalan yang sangat dianjurkan.

Maqbarah Baqi

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest