Jabal Malaikat adalah gunung di Arab Saudi tempat turunnya ribuan malaikat untuk menolong pasukan Rasulullah SAW hadapi pasukan Quraisy pada saat perang badar. Jabal Malaikat adalah sebuah nama yang secara harfiah berarti Gunung Malaikat.
Pada 17 Ramadhan 2 Hijriah, kaum muslim hadapi pertarungan yang besar hadapi pasukan Quraisy yang ditulis dalam Al-Quran bernama perang Badar.
Ketika itu, sekitar 313 pasukan kaum muslim harus hadapi pasukan Quraisy yang sejumlah 1.000 orang. Tetapi atas ijin Allah SWT, ribuan malaikat di turunkan ke medan perang di Jabal Malaikat untuk menolong kaum muslim memenangi peperangan itu.
Pertarungan itu jadi pertanda penting pada sejarah Islam. Bahkan juga, ghazwah ini disebut dalam Alquran, persisnya surah Ali Imran ayat 123. Artinya, Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu mensyukuri-Nya.
Jabal Malaikat Arab Saudia
Jabal Malaikat terletak di antara Makkah dan Madinah. Lembah ini diapit dua bukit, yaitu di timur bukitnya bernama ‘Udwah al Qushwa’ dan di barat bukitnya bernama ‘Udwah ad Dunya’, sedangkan di sisi selatan, ada juga bukit bernama bukit ‘al-Asfal’.
Saat ini, Jabal Malaikat menjadi salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Madinah dengan nama lengkap Kota Badar Hunain. Jarak kota ini dari Kota Suci Madinah mencapai sekitar 130 km. Meski demikian, sebagian wilayah lembah yang pernah menjadi lokasi pertempuran besar, yakni Perang Badar al Qubro, masih dibiarkan menjadi padang terbuka.
Syuhada Badar – Jabal Malaikat
Tak jauh dari jabal malaikat, ada makam para Syuhada Perang Badar. Empat belas syuhada itu diabadikan dalam monumen. Di antaranya dari kaum Muhajirin adalah Ubaidah bin Al-Harits, Umair bin Abi Waqqas, Dzusy Syimalain bin Abdul Amr, Aqil bin Al-Bukair, Mihja’, dan Shafwan bin Baidha’. Sedangkan korban meninggal dari kaum Anshar berasal dari Bani Aus ada dua orang, yaitu Sa’ad bin Khaitsamah dan Mubasysyir. Sedangkan dari Bani Khazraj ada enam orang, yaitu Yazid bin Al-Harits, Umair bin Al-Husam, Rafi’ bin Al-Mu’alla, Haritsah bin Suraqah, Auf bin Afra’ dan Mu’awwadz bin Afra’.
Makam keempat belas syuhada itu dikelilingi pagar besi setinggi sekitar 3 meter di lembah Badar. Di dalam pagar hanya ada bebatuan yang tak beraturan. Sangat sulit mengenali makam syuhada sesuai nama satu per satu. Ini berbeda dengan makam Baqi’, meski tanpa nama namun pusara dari bongkahan batu cukup tertata rapi. Sedangkan makam syuhada Badar tidak. Di depan pagar besi, ada tulisan Maqbaroh Syuhada Badar dalam tulisan Arab. Makam ini terletak di Jalan Syuhada di Kota Badar, Madinah, Arab Saudi.
Butuh waktu dua jam untuk sampai di Pemakaman Syuhada Badar. Dengan jarak tempuh hingga 150 km dari Kota Madinah. Ketika rombongan Media Centre Haji (MCH) Daker Bandara melakukan ziarah ke Makam Badar, suasana lengang diselimuti panas terik matahari Madinah. Hanya ada penjual es krim yang nangkring di atas mobilnya. Dan penjual kopi, teh, dan kayu siwak yang sangat sederhana.
Penduduk setempat menolak menerangkan tentang sejarah Perang Badar. Bersyukur masih berbaik hati menjelaskan kedatangan para peziarah. “Banyak pengunjung ke sini. Terutama jemaah haji dan umrah dari Indonesia dan Malaysia. Sekali datang bisa 10 bus,” kata penduduk di Kampung Badar yang mengenalkan dirinya sebagai Ray.