pt jannah firdaus logo 1
Masjid Quba

Masjid Quba

Bagi umat Muslim yang hendak pergi untuk melaksanakan ibadah haji ataupun umroh, berkunjung ke Masjid Quba merupakan hal yang wajib dilakukan. Belum afdhal rasanya jika berkunjung ke kota Madinah tanpa beribadah di masjid ini.

Masjid Quba merupakan masjid yang spesial di antara masjid-masjid lainnya. Karena masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah atas dasar taqwa setelah kenabian. Menurut riwayat Ibnu Ishaq bahwa Rasulullah tinggal di Quba’ selama 4 hari, yakni pada hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Maka begitu masuk hari ke-5, yakni hari Jum’at, Rasulullah berangkat dan melanjutkan perjalanannya. Beliau juga mengutus orang untuk menemani Bani an-Najjar-para paman beliau dari pihak ibundanya. Mereka datang dengan menghunus pedang (akan penulis uraikan pada pembahasan berikutnya)

Masjid Quba Madinah Al Munawarrah

Masjid Quba’ tepatnya dibangun di wilayah Quba’ pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal tahun 14 dari kenabian, yaitu tepatnya pada tahun pertama dari hijrah atau bertepatan dengan 23 September tahun 622 M. Masjid Quba’ berjarak sekitar 3 km dari Masjid Nabawi. Masjid ini memiliki nuansa dengan gaya Arsitektur Islam, New Classical Architecture.

Setelah Rasulullah berdakwah di Makkah selama 13 tahun dan tak diterima dengan baik di tanah kelahirannya sendiri, Rasulullah dan para sahabat pun hijrah ke Yastrib (sekarang kota Madinah) Sebelum sampai ke kota Madinah, Rasulullah berhenti di wilayah Quba’. Di Quba’ inilah Rasulullah sempat singgah di kediaman Kultsum bin al-Hadm dari Bani Amru bin ‘Auf. Dalam versi lain tertulis Sa’ad bin Khaitsamah akan tetapi riwayat pertama yang lebih valid.

Ketika Rasulullah dalam perjalanan hijrah ke Madinah, di kampung Quba’, Sayyidina ‘Ammar mengusulkan untuk membangun tempat untuk berteduh bagi Rasulullah agar dapat beristirahat siang serta mendirikan salat dengan tenang.

Lalu, Sayyidina ‘Ammar mulai mengumpulkan batu-batu dan mendirikan masjid. Rasulullah adalah orang yang pertama kali meletakkan batu tepat di kiblatnya, Abu Bakar as-Shiddiq kemudian datang membawa batu dan meletakkannya. Dilanjutkan Umar bin al-Khaththab yang meletakkan batu disamping batu Abu Bakar as-Shiddiq. Setelah itu barulah kaum Muslimin beramai ramai membangunnya.

Asy-Syammus binti Nu’man pernah berkata,

bahwa “Aku melihat Rasulullah ketika datang dan singgah lalu mendirikan Masjid Quba’. Aku melihat beliau mengangkat batu sehingga tampak cara jalannya yang miring dan aku melihat bekas tanah berwarna putih pada perut dan pusar beliau. Maka datanglah seorang sahabatnya dan berkata, ‘Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah berikan batu tersebut kepadaku, supaya aku ringankan beban itu.’ Kemudian beliau menjawab dengan sabdanya, “Tidak, ambillah batu yang lain. Sesungguhnya Jibril pergi menuju Ka’bah lalu dikatakan sesungguhnya ia meluruskan kiblat masjid.” (HR. Thabrani)

Renovasi Masjid Quba

Muslim Muslimah yang budiman, dulunya, Masjid Quba’ dibangun di atas kebun kurma seluas 1.200 m². Berbagai pihak telah melakukan renovasi untuk menjaga keutuhan masjid ini.

Renovasi dan menara pertama Masjid Quba’ dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Sayyidina Utsman bin ‘Affan. Kemudian pada tahun 435 H, Abu Yali al-Husain merenovasi kembali masjid tersebut serta membangun sebuah Mihrab. Renovasi-renovasi selanjutnya terjadi pada tahun 555, 671, 733, 840, 881, dan 1245 pada masa kekaisaran Ottoman dibawah kekuasaan Sultan Abdul Majid.

Kemudian pada tahun 1405 H, Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan untuk merenovasi kembali Masjid Quba’. Hasilnya seperti yang kita saksikan saat ini. Luasnya mencapai 13.500 m². Bangunannya memiliki 6 buah kubah besar dan 56 buah kubah kecil, dengan 4 buah menara azan, terdapat juga perpustakaan, tempat penjaga, dan pusat perbelanjaan dengan 12 toko yang meliputi area seluas 450 m². Kemudian masjid ini memiliki 64 toilet untuk pria, 32 toilet untuk wanita dan 42 unit tempat untuk berwudhu. Serta masjid ini dapat menampung sebanyak 20.000 jemaah. Pada waktu itu, pembangunan ini menelan biaya +RS.90.000.000.

Dalam al-Qur’an Allah Ta’ala melukiskan tentang Masjid Quba’ dengan firman-Nya yang artinya :
Artinya, “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba’), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. at-Taubah [9]: 108).

Jamaah Umroh dan Jamaah Haji yang budiman, Masjid Quba’ memiliki banyak sekali keutamaan. Hal ini tergambar dalam perbuatan dan ucapan Rasulullah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata,

“Rasulullah mengunjungi Masjid Quba’ setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Terkadang berjalan kaki dan ada kalanya menaiki unta dan beliau salat sunah 2 rakaat di dalamnya.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Dalam salah satu hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang bersuci dirumahnya (membersihkan diri dari najis dan hadats), kemudian datang ke Masjid Quba’ dan mendirikan salat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”. (HR. Ibnu Majah)

Dalam riwayat lain pula dikatakan bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci (berwudhu), kemudian mendatangi masjid ini (Masjid Quba’), lalu salat di dalamnya, maka pahalanya seperti ia melaksanakan umrah.” (HR. Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim)

Kata shalat dalam hadis-hadis di atas dapat meliputi salat fardhu dan salat sunah. Kemudian tidak ditemukan riwayat yang menunjukkan keutamaan beberapa masjid di kota Madinah, selain Masjid Quba’ dan Masjid Nabawi.

Itulah sebabnya, setiap jemaah haji atau jemaah umroh yang datang ke Madinah, hampir dapat dipastikan mereka datang dengan berlomba-lomba untuk berziarah (berkunjung) ke Masjid Quba’, lalu mendirikan salat sunah di dalamnya, setidaknya salat Tahiyatul Masjid.

Masjid Quba Madinah

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest