pt jannah firdaus logo 1
Raudhah

Raudhah – Tiang Pilar

Raudhah secara bahasa berarti kebun atau taman. Bentuk jamaknya ialah riyadhun. Raudhah adalah sebuah area yang berada di dalam Masjid Nabawi. Tepatnya, area ini berada di antara mimbar dan rumah Rasulullah yang kini merupakan ruang makam Rasulullah.

Ruang makam Rasulullah yang dimaksud adalah hujrah (kamar) Sayyidah Aisyah Hal tersebut karena Rasulullah wafat di kamar ini dan juga dimakamkan di sini, maka dari itu tempat ini disebut Makam Rasulullah Makam Rasulullah dahulu dinamakan dengan Maqsurah.

Setelah Masjid Nabawi diperluas, makam ini termasuk bagian dari bangunan masjid dan pada bangunan ini terdapat 4 buah pintu, yaitu:

  1. Pintu sebelah kiblat dinamai Babu at-Taubah.
  2. Pintu sebelah timur dinamai Babu Fatimah.
  3. Pintu sebelah utara dinamai Babu at-Tahajjud.
  4. Pintu sebelah barat ke Raudhah (sudah ditutup)

Dalam ruang makam ini terdapat 3 buah makam, yaitu makam yang mulia Rasulullah dan makam kedua sahabatnya, yakni makam Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq dan makam Sayyidina Umar bin al-Khaththab.

Raudhah sendiri berbentuk persegi empat. Panjangnya mulai dari hujrah (arah timur) sampai mimbar (arah barat), dari arah selatan mulai mimbar sampai setengah tempat azan (arah utara) Panjangnya dari timur ke barat 26.6 m, lebarnya dari utara ke selatan 15 m, sehingga luasnya adalah 397.5 m² Pagar yang mengelilingi hujrah telah menutupi sebagian Raudhah, sehingga sisa panjangnya yang terlihat hanya 22 Penanda antara Raudhah dengan bagian lain dari Masjid Nabawi adalah jika area Raudhah ditandai dengan karpet (sajadah) berwarna hijau sedangkan bagian masjid lainnya ditandai dengan karpet (sajadah) berwarna merah.

Berbicara tentang keadaan Raudhah dan batasnya, memang telah terjadi ikhtilaf atas beberapa pendapat. Selain ukuran luas seperti disebutkan di atas, ada juga Ulama yang mengatakan sebagai berikut:

  1. Raudhah adalah seluruh bangunan masjid yang ada di zaman Rasulullah
  2. Raudhah adalah seluruh bangunan masjid yang ada sejak zaman Rasulullah dan yang ada sesudahnya (berarti semua bangunan yang ada sekarang).
  3. Raudhah adalah mulai dari hujrah (kamar) Rasulullah sampai mushalla, hal ini berdasarkan riwayat,
    “Antara kamarku dan mushallaku adalah taman dari taman-taman surga.” Yang dimaksud dengan mushalla adalah tempat melakukan salat ‘led (Hari Raya).

Dengan demikian, maka kawasan pasar Madinah hingga Masjid al-Ghamamah termasuk kawasan Raudhah, sebab area itulah yang disebut mushalla ‘ied, tempat dilaksanakannya salat Hari Raya. Sehingga, al-Qabrusy Syarif (makam Rasulullah) dan mimbarnya adalah termasuk Raudhah, sebagaimana dalam hadis,

“Mimbarku ini berada di atas telaga-telaga surga.” (HR. an-Nasa’i dan Baihaqi (Ad-Dakhairul Qudsiyah: 157-159).

Area ini disebut dan diyakini sebagai salah satu taman dari tamannya taman surga. Seperti dalam kitab “Al-Lul’lu wal Marjan”, hadis pilihan yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari No. 1196 dan Muslim No. 1391, karya Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam hadis tersebut Abdullah bin Zaid al-Mazini mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:

“Tempat yang terletak di antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman di antara taman-taman surga.” (HR.Bukhari dan Muslim)/

Dari keterangan hadis di atas, dapat dikatakan bahwa Raudhah merupakan tempat yang sangat mulia dan istimewa. Sebab di sinilah sekitar 1400 tahun yang lalu, Rasulullah beribadah, mendirikan salat, menerima wahyu, berdakwah bahkan tempat di mana Rasulullah dipanggil untuk menghadap keharibaan-Nya.

Area Raudhah ditandai oleh kubah hijau dibagian atap Masjid Nabawi. Kubah hijau tersebut dibangun pada tahun 1817 M, yakni pada masa pemerintahan Sultan Ottoman Mahmud II dan di cat hijau pada tahun 1837 M. Di area ini sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Misalnya mendirikan salat, baik salat wajib maupun salat sunah, berzikir, bershalawat. juga I’tikaf. Banyak jemaah haji atau umrah berebut untuk bisa beribadah di dalam area Raudhah. Sebab bermunajat di area Raudhah merupakan salah satu tempat yang paling mustajab dan mengandung keberkahan yang sangat luar biasa nilainya.

Raudhah – Tiang Pilar

Dalam area Raudhah terdapat beberapa tiang (pilar) yang dalam bahasa Arab disebut dengan Usthuwanah. Pada masa pemerintahan Abdul Majid al-Utsmani, dilakukan pemugaran terhadap Masjid Nabawi, termasuk penggantian pilar-pilar yang pada zaman Rasulullah terbuat dari batang-batang pohon kurma. Di antara sekian banyak tiang itu, ada 8 buah pilar yang mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi, diantaranya sebagai berikut:

Tiang al-Mukhallaqah
Tiang Wangi ini posisinya menempel di Mihrab Rasulullah Bahkan, sebagiannya masuk ke dalam Mihrab, tepatnya di bekas tempat batang kurma yang sering digunakan oleh Rasulullah ketika berkhutbah (sebelum ada mimbar) Diriwayatkan bahwa setelah ada mimbar, saat Rasulullah akan menggunakannya, tiba-tiba terdengar suara rintihan seperti rintihan unta yang hendak melahirkan. Ternyata, suara itu datang dari batang kurma yang dulu sering ditempati saat beliau berkhutbah. Lalu Rasulullah mendatanginya sambil mengusapnya.

Pada tiang ini, ada tulisan “Al-Usthuwanah al-Mukhallaqah”. Dan pada Mihrab Rasulullah ada kalimat “Hadza Mushalla Rasulillah”. Tiang ini disebut Tiang Wangi, karena sahabat sering mengusapnya dengan memberi minyak wangi.

Tiang Aisyah
Posisi tiang ini adalah yang ke-3 dari mimbar Rasulullah, ke-3 dari makam Rasulullah, dan ke-3 dari arah kiblat (selatan) Rasulullah sering melakukan salat (mengimami) selama 2 atau 3 bulan di tempat ini sebelum ada pergantian kiblat menghadap ke Ka’bah.

Rasulullah bersabda, “Di dalam masjid ini, ada satu tempat di samping tiang itu (Mukhallaqah) yang kalau seandainya manusia mengetahui keistimewaannya, pasti berebut mendatanginya walaupun harus berundi.” Oleh karenanya tiang ini biasa disebut juga Tiang Undian. Juga dikenal dengan nama Tiang Muhajirin, karena dulu di tempat ini kaum Muhajirin sering berkumpul-kumpul.

Tiang at-Taubah
Pilar ini dikenal juga dengan nama Tiang Abu Lubabah, karena memang ada sangkut-paut dengannya. Abu Lubabah pernah mengikat dirinya dengan rantai pada tiang itu selama 9 hari tanpa makan dan minum. Rantai itu dibekukan oleh putrinya jika Abu Lubabah hendak buang hajat dan atau mendirikan salat. Walaupun sempat pingsan, Abu Lubabah bertekad tidak akan membuka rantai itu kecuali sudah ada jaminan bahwa tobatnya diterima dan Rasulullah yang membekukannya. Ini ia lakukan sebagai bentuk penyesalannya karena ia telah berkhianat kepada Rasulullah ketika ia diutus untuk melakukan negosiasi dengan kaum Yahudi Bani Quraidhah.

Tiang Sarir
Sarir artinya tempat tidur. Dulu, Rasulullah mempunyai sarir dan diletakkan di tempat yang sekarang ditandai dengan tiang ini sebagai tempat beliau beristirahat, lebih-lebih jika sedang i’tikaf. Posisi tiang ini menempel pada dinding ventilasi (pagar besi) makam Rasulullah dan bersebelahan dengan Tiang at-Taubah dari arah timur. Padanya ada tulisan “Hadzihi Usthuwanah as-Sariri”.

Tiang Mahras
Mahras artinya tempat penjagaan. Dinamakan demikian karena pada masa hidup Rasulullah, para sahabat, khususnya Sayyidina Ali sering melakukan salat di area ini sekaligus menjaga keamanan (pengawalan) terhadap Rasulullah. Tiang ini berada di sebelah utara (belakang) Tiang Sarir dan di tiang ini terdapat tulisan “Hadzihi Usthuwanah al-Mahras”. Sampai akhirnya, turun wahyu Allah SWT yang Artinya,

“… Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia…” (QS.al-Maidah [5]: 67)
Menurut riwayat Hakim, setelah turunnya ayat ini, Rasulullah bersabda, “Wahai manusia, pergilah!. Allah telah menjaga diriku.” Sejak itu tidak ada lagi sahabat yang menjaga (mengawal) Rasulullah.

Tiang Wufud
Al-Wufud artinya utusan. Tiang ini dinamakan al-Wufud karena di tempat ini dulu Rasulullah sering menerima tamu-tamu dan utusan-utusan dari tokoh dan pengusaha bangsa Arab ketika itu. Pilar ini terletak pada dinding makam Rasulullah, tepatnya sebelah utara Tiang al-Mahras dan terdapat tulisan “Hadzihi Usthuwanah al-Wufud”.

Pilar ini juga masyhur disebut sebagai Majelis al-Qiladah, sebab sering digunakan sebagai tempat duduk pemuka-pemuka masyarakat, baik dari Bani Hasyim ataupun yang lain. Kemudian, terdapat 3 tiang yang terletak pada dinding sehingga tampak hanya separuhnya, yaitu Tiang Sarir, Tiang Mahras, dan Tiang Wufud.

Tiang Murabba’ al-Kubur
Maksudnya ialah Tiang Empat Persegi Kubur. Disebut demikian karena berada pada pojok persegi empat di bawah kubah Rasulullah (rumah Rasulullah bersama Sayyidah Aisyah) Juga dikenal sebagai Tiang Jibril, karena sering kali Malaikat Jibril membawa wahyu dan berdiri di tempat ini. Menurut catatan sejarah, rumah Fatimah binti Rasulullah berhadapan dengan Tiang ini. Berada di sebelah timurnya Raudhah dan di dalam pagar makam Rasulullah.

Tiang Tahajjud
Disebut demikian karena Rasulullah pada waktu tengah malam sering melakukan salat Tahajjud di tempat ini dengan beralaskan tikar yang terbuat dari jerami. Persisnya berada di belakang rumah Sayyidah Fatimah az-Zahra dari arah utara (masuk dalam pagar makam Rasulullah) Untuk menandai tiang ini, sekarang dibuatkan tanda berbentuk Mihrab dan difungsikan sebagai rak tempat al-Qur’an. Kalau kita berdiri di depannya, maka posisi Pintu Jibril ada di sebelah kiri kita.

Dahulu, ketika Rasulullah Madinah dan melakukan ziarah, beliau bersabda,
“Siapa pun yang mengunjungiku setelah kematianku adalah seperti dia yang telah mengunjungiku selama hidupku.”

Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, “Ketika seseorang berdiri di kuburku membacakan berkat untukku, aku mendengarnya. Dan siapa pun yang meminta berkah padaku di tempat lain, setiap kebutuhannya di dunia ini dan di akhirat terpenuhi dan pada hari kiamat aku akan menjadi saksi dan pendoa syafaatnya.”

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest