Tawaf di Ka’bah ada tiga macam bagi mereka yang melaksanakan haji atau haji dan umrah, yaitu:
- Tawaf Qudum Hukumnya sunat menurut imam yang tiga dan wajib menurut imam Malik.
- Tawaf Ifadhah Berdasarkan ijma’ ulama, ia termasuk Rukun Haji. Kalau terputus, batallah hajinya. Tawaf ini dilakukan setelah kembali dari Arafah dan Muzdalifah. Karena itu, tawaf ini dinamakan tawaf ifadhah, juga dinamakan tawaf ziarah.
- Tawaf Wada’ hukumnya sunat menurut ulama pengikut imam Malik dan wajib menurut jumhur, dan fardu menurut ulama Zahiriyah. Namun, menurut selain ulama Zhahiriyah, orang yang meninggalkannya tidak wajib membayar dam. Wanita haid tidak ada tawaf dan tidak ada dam.
Adapun orang yang pergi umroh saja, ia harus melakukan dua tawaf tidak yang lainnya:
tawaf qudum merupakan rukunnya, dan tawaf Wada’ yang hukumnya sunat bukan wajib. Adapun tawaf mutlaq (umum) baik yang fardhu, wajib, maupun yang sunat.
Tawaf – Syarat-syarat Thawaf
Syarat-syarat tawaf yaitu:
- Bersuci dari hadats dan najis.
Orang yang bertawaf tidak sah bila berhadats, baik hadats kecil maupun besar. Tawafnya juga tidak sah jika tidak berwudhu, tidak mandi; mandinya bisa mandi wajib karena junub atau selesai dari haid atau nifas. Demikian pula orang yang terkena najis tidak sah tawafnya, lewat ke tempat yang bernajis saat tawaf, atau ada najis di badannya meskipun ia lupa. Ini merupakan pendapat imam Malik, imam Syafi’i dan jumhur ulama. Ini juga merupakan pendapat yang mashur dari mazhab imam Ahmad.Dasar pijakan syarat bersuci dalam tawaf yaitu sabda Nabi kepada wanita haid, yaitu Aisyah “Ini merupakan ketentuan Allah yang diberikan kepada kaum wanita putri Adam. Karena itu, lakukanlah apa yang dilakukan orang yang berhaji selain kamu tidak boleh tawaf di Baitullah sampai kamu mandi.” (HR. Muslim).Dan sabda Nabi. “Tawaf itu seperti shalat, hanya saja kalian boleh berbicara saat melakukannya.” (H.R Tirmidzi dan Atsram).Aisyah berkata,
“Pertama kali yang Rasulullah lakukan saat sampai di Mekkah adalah berwudhu kemudian tawaf di Baitullah.” (HR.Syaikhani).Madzhab Hanafi berpendapat, bersuci itu bukan syarat dalam hal sahnya tawaf. Jika seorang jama’ah haji tawaf dalam kondisi berhadats kecil, maka tawafnya tetap sah dan ia mesti membawa kambing. Jika ia tawaf dalam keadaan junub, haid, atau nifas, tawafnya tetap sah dan ia mesti menyerahkan binatang unta. Ia juga harus mengulangi tawaf selama di Mekah, dikarenakan bersuci ini menurut mereka wajib dan bukan syarat sebagaimana telah lewat.
Menurut mereka, wajib itu kedudukannya lebih tinggi daripada sunat tetapi ia lebih rendah daripada fardhu dan rukun. Karena itu, ketika meningalkannya tidak membatalkan shalat. Pendapat ini juga merupakan pendapat imam Ahmad. Adapun bersuci dari najis yang ada di baju dan badan dan di tempat itu, hukumnya sunat muakkad. Menurut madzhab Hanafi, ia tidak bisa diganti dengan dam dan yang lainnya.
Madzhab Zhahiriyah yang dipimpin oleh Dawud dan Ibnu Hazm berpandangan, bahwa bersuci dari hadats kecil dan hadast besar dan dari najis yang menempel di baju dan badan serta tempatnya adalah sunat saat tawaf. Ia tidak menjadi syarat kecuali satu, yaitu bersuci dari haid karena terdapat nash yang sahih dan sharih yang menunjukkan kepada wajib. Selain itu, tidak ada dalilnya yang menunjukkan wajib sebagai tambahan syarat.
- Menutup aurat.
Menutup aurat termasuk syarat tawaf menurut imam Malik, imam Syafi’i, imam Ahmad, Ibnu Hazm, dan Jumhur ulama. Hukum ini berdasarkan hadits: “Orang musyrik tidak boleh berhaji setelah tahun ini dan tidak boleh tawaf telanjang di Baitullah.” (HR. Syaikhani dan Nasa’i).Peristiwa ini terjadi pada tahun kesembilan hijrah. Madzhab Hanafi berpendapat, menutup aurat saat tawaf adalah wajib. Orang yang tidak melakukannya maka ia harus membayar dam. - Niat.
Tawaf wada’ dan tawaf sunat disyaratkan melafalkan niat berdasarkan ijma’ ulama. Adapun mengenai tawaf ifadhah (rukun) dan tawaf umrah, menurut madzhab Hanafi, Imam Malik, dan Imam Syafi’i, niat bukan syarat pada keduanya, karena niat ibadah (haji dan umrah) berlaku atas tawaf ini seperti wukuf di Arafah. - Menyempurnakan 7 putaran.
Tawaf disyaratkan tujuh kali putaran. Setiap putaran dimulai dari Hajar aswad dan selesai padanya. Jika meninggalkan satu putaran saja, tawafnya tidak dinilai sempurna. Tetapi jika pergi dari Mekah tidak diharuskan membayar dam atau yang lainnya. Hal ini menurut Imam Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Hazm, dan jumhur ulama. Para pengikut Imam Hanafi berpendapat, Rukun Tawaf ada empat putaran saja dan tiga yang tersisa adalah wajib diganti dengan dam. - Tawaf di dalam Masjidil Haram.
Tawaf disyaratkan dilakukan di dalam Masjidil Haram. Di luar ini, tidak diperbolehkan berdasarkan ijma’ ulama dan dilakukan dibelakang Hijr Ismail, berdasarkan perkataan Ibnu Abbas, “Siapa yang tawaf di Baitullah hendaklah ia tawaf di belakang Hijr dan janganlah kalian mengatakan tembok.” (HR. Bukhari).Berdasarkan ini, imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, dan Jumhur ulama berpendapat, demi sahnya tawaf disyaratkan untuk dilakukan di luar Hijr dan Syadzirwan.” Jika tawaf dengan berjalan di atasnya sekalipun satu putaran, hukumnya tidak sah. Alasannya, tawaf di dalam Ka’bah yang diminta harus tawaf di Baitullah bukan di dalamnya. Para pengikut Imam Hanafi berpendapat, tawaf di belakang Hijr Ismail wajib bila meningalkannya harus diganti dengan dam. - Memulai dari Hajar Aswad dan menjadikan Baitullah di sebelah kiri yang Tawaf.
Agar thawafnya sah, maka harus dimulai dari Hajar Aswad dengan semua badannya dan setelah itu berjalan sambil menjadikan Baitullah di sebelah kirinya sampai selesai dari putaran itu dikarenakan Nabi pernah melakukan hal itu sambil mengatakan, Ambilah dariku cara ibadah haji kalian” Para pengikut Imam Hanafi menganggap dua hal ini merupakan kewajiban yang jika ditinggal kan wajib mengulangi. Jika masih berada di Mekah dan jika tidak berada di Mekah, ia harus membayar dam tetapi thawafnya dinilai sah. - Berurutan antara Bagian-bagian Thawaf.
Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, berurutan disyaratkan di antara putaran thawaf. Maksudnya, tidak boleh terpisah antarputaran, dan antarsebagian putaran dengan yang lainnya, dalam waktu yang lama yang tidak ada uzur. Jika terpisah sebentar saja, tidak apa-apa. Begitu pula jika terpisah banyak karena ada uzur.Dan itu merupakan pendapat Imam Syafi’i yang shahih, Berurutan dalam bagian-bagian thawaf adalah sunat. Jika memisahkanya banyak di antara bagian-bagian thawaf itu tanpa uzur. Hal itu tidak membatalkan thawafnya. Ibnu Hazm berpendapat seperti pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad, bahwa orang yang memutuskan thawafnya dengan senda gurau batal thawafnya, karena dia tidak thawaf sesuai dengan yang diperintahkan !”Berdasarkan ini, jika iqamah sudah dikumandangkan dan dia tengah melakukan tawaf sunat, maka ia dianjurkan memutuskan thawaf untuk shalat. Jika thawafnya fardhu, maka makruh memutuskannya. Jika ia berhadats saat thawaf sekalipun sengaja, maka thawafnya tidak batal. Setelah wudhu, ia bole melakukan seperti yang telah lewat berdasarkan pendapat yang shahih menurut pengikut Imam Hanafi, pengikut Imam Syafi’i, dan Ibnu Hazm. Sementara itu, ulama lainnya berpendapat, thawaf dimulai dari awal. Tetapi, mereka tidak mempunyai dalil.
Tawaf – Pada setiap awal putaran (pertama sampai dengan ketujuh), berdiri menghadap Hajar Aswad dengan seluruh badan atau miring (sebagian badan) atau menghadap muka saja sambil mengangkat tangan (kemudian dikecup) dan membaca :
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Bismillahi Allahu akbar”
Dengan nama Allah, Allah yang Maha Agung.
Doa Setiap Putaran, dibaca antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُللهِ وِلآَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
“Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billahil-‘aliyyil-‘azim”
Maha Suci Allah, segala puji milik Allah tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Doa antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad
Pada setiap kali sampai di Rukun Yamani mengangkat tangan tanpa di kecup sambil mengucapkan:
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Bismillahi Allahu akbar”
Dengan nama Allah, Allah yang Maha Agung.
Kemudian dilanjutkan membaca doa:
رَبَّناَ آتِناَ فىِ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفىِ الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذاَبَ النَّارِ وَأَدْخِلْناَ الجَنَّةَ مَعَ الأَبْراَرِ , ياَعَزِيْزُ ياَغَفَّارُ ياَرَبَّ العاَلَمِيْنَ
“Rabbana atina fid-dun-ya hasanatan wa fil-akhirati hasanatan wa qina ‘azaban-nar. Wa adkhilna jannata ma’al abrar yaa aziiz ya ghafaaru ya rabbal ‘alamin”
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka. Dan masukkanlah kami ke dalam surga-Mu bersama orang-orang yang berbakti (dan taat mengerjakan kebajikan), wahai Tuhan yang Maha Kuasa lagi pengampun, wahai Tuhan seru sekalian alam.
Doa Ketika Melintasi Maqam Ibrahim
رَبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لىِ مِنْ لَدُنْكَ سُلْطاَناً نَصِيْراً
“Rabbi adkhilni mudkhala sidqiin wa akhrijni mukhraja sidqiin waj’alni min ladunka sulthanan-nashira”
Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.
Doa Sesudah Tawaf
أَللّـهُمَّ ياَ رَبَّ البَيْتِ العَتِيْقِ أَعْتِقْ رِقاَبَناَ وَرِقاَبَ آباَئِناَ وَأُمَّهاَتِناَ وَإِخْواَنِناَ وَاَوْلاَدِناَ مِنَ النَّارِ ياَ ذاَ الجُوْدِ وَالكَرَمِ وَالفَضْلِ وَالمَنِّ وَالعَطاَءِ وَالإِحْساَنِ . أَللَّـهُمَّ أَحْسِنْ عاَقِبَتَناَ فىِ الأُمُوْرِ كُلِّهاَ وَأَجِرْناَ مِنْ خِزْيِ الدُّنْياَ وَعَذاَبِ الأَخِرَةِ . أَللَّـهُمَّ إِنِّى عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ واَقِفٌ تَحْتَ باَبِكَ مُلْتَزَمٌ بِأَعْتاَبِكَ مُتَذَلِّلٌ بَيْنَ يَدَيْكَ أَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَأَخْشَى عَذاَبَكَ ياَ قَدِيْمَ الإِحْساَنِ . أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ ذِكْرِى وَتَضَعَ وِزْرِى وَتُصْلِحَ أَمْرِى وَتُطَهِّرْ قَلْبِى وَتُنَوِّرْ لىِ قَبْرِى وَتَغْفِرَ لىِ ذَنْبِى وَأَسْأَلُكَ الدَّرَجاَتِ العُلَى مِنَ الجَنَّةِ
“Allahumma ya rabbal-baitil-’atiq, a’tiq, riqa-bana wa riqaba aba’ina wa ummahatina wa ikhwamina wa auladina minan-nari, ya zaljudi wal-karami wal fadli wal-manni wal-ata’i wal-ihsan. Allahumma ahsin ‘aqibatana fil-umuri kulliha, wa ajirna min khizyid-dun-ya wa ‘azabil-akhirah. Allahumma inni ‘abduka wabnu ‘abdika wa-qifun tahta babika multazimun bi a’tabika mutazallilun baina yadaika arju rahmataka wa akhsya azabaka qadimal-ihsan. Allahumma inni as’aluka antarfa’a zikri wa tada’a wizri wa tusliha amri wa tutahhira qalbi wa tunawwira li fi qabri wa tagfira li zanbi wa as’alukad-darajatil-ula minal-jannah”
Ya Allah, yang memelihara Ka’bah ini, bebaskanlah diri kami, bapak dan ibu kami, saudara-saudara dan anak-anak kami dari siksa neraka, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Dermawan yang mempunyai keutamaan, kemuliaan, kelebiihan, anugerah, pemberian dan kebaikan. Ya Allah, perbaikilah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah dari kehinaan dunia dan siksa di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, tegak berdiri merapat di bawah pintu Ka’bah-Mu menundukkan diri di hadapan-Mu sambil mengharapkan rahmat-Mu, kasih sayang-Mu, dan takut akan siksa-Mu. Wahai Tuhan pemilik kebaikan abadi, aku mohon pada-Mu agar Engkau tinggikan namaku, hapuskan dosaku, perbaiki segala urusanku, bersihkan hatiku berilah cahaya kelak dalam kuburku. Ampunilah dosaku dan aku mohon pada-Mu martabat yang tinggi di dalam surga.
Doa Sesudah Sholat Sunnah di Maqam Ibrahim
أَللَّـهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّىْ وَعَلاَنِيَّتِىْ فاَقْبَلْ مَعْذِرَتِى وَتَعْلَمُ حاَجَتِى فَأَعْطِنِى سُؤْلىِ وَتَعْلَمُ ماَفىِ نَفْسِى فاَغْفِرْ لىِ ذُنُوْبِى , أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ إِيْماَناً داَئِماً يُباَشِرُ قَلْبِى وَيَقِيْناً صاَدِقاً حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِى إِلاَّ ماَ كَتَبْتَ لىِ وَرَضِّنِى بِماَ قَسَمْتَهُ لىِ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ , أَنْتَ وَلِيِّىْ فىِ الدُّنْياَ وَالأَخْرَةِ تَوَفَّنِى مُسْلِماً وَأَلْحِقْنِى بِالصَّالِحِيْنَ , أَللَّـهُمَّ لاَ تَدَعْ لَناَ فىِ مَقاَمِناَ هَذاَ ذَنْباً إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمّاً إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حاَجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهاَ وَيَسَّرْتَهاَ فَيَسِّرْ أُمُوْرَناَ وَاشْرَحْ صُدُوْرَناَ وَنَوِّرْ قُلُوْبَناَ وَاخْتِمْ باِلصَّلِحاَتِ أَعْمَالِناَ , أَللَّـهُمَّ تَوَفَّناَ مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِناَ مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْناَ بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزاَياَ وَلاَ مَفْتُوْنِيْنَ
“Allahumma innaka ta’lamu sirri wa ‘alaaniyatii faqbal ma’dziratii wa ta’lamu haajatii fa’thinii su’lii wa ta’lamu maa fii nafsii faghfir lii dzunuubii. Allahumma inii as’aluka iimaanan daa’iman yubasyiru qalbii, wa yaqiinan shaadiqan hattaa a’lamu annahuu laa yushiibunii illaa maa katabta lii waraddlinii bimaa qosamtahulii yaa-arhamarrohimin, Anta waliyyii fid-dunyaa wal-aakhirah, tawaffanii musliman wa alhiqnii bish-sholihiin. Allahumma laa tada’ lanaa fii maqaaminaa haadzaa dzanban illaa ghafartahu wa laa hamman illaa farrajtahu, wa laa haajatan illaa qadhaitahaa wa yassartahaa, fa yassir umuuranaa, wasyrah shuduuranaa, wa nawwir quluubana, wakhtim bish-shoolihaati a’maalanaa. Allahumma tawaffanaa muslimiina wa-ahyinaa muslimiinaa wa alhiqnaa bish-shoolihiina ghaira khazaayaa wa laa maftuuniin”
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui rahasiaku yang tersebunyi dan amal perbuatanku yang nyata, maka terimalah ratapanku. Engkau Maha Mengetahui keperluanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau Maha Mengetahui apapun yang terkandung dalam hatiku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah, aku mohon padaMu iman yang tetap melekat terus di hati, keyakinan yang sungguh-sungguh sehingga aku mengetahui bahwa tiada suatu yang menimpaku kecuali yang telah Engkau tetapkan bagiku, rela menerima apa yang telah Engkau bagikan kepadaku. Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan masukkanlah kedalam orang-orang yang saleh. Ya Allah, janganlah Engkau biarkan di tempat kami ini suatu dosa kecuali Engkau ampuni, tiada kesusahan hati kecuali Engkau lapangkan, tiada suatu hajat kecuali Engkau penuhi dan mudahkan, maka mudahkanlah segenap urusan kami dan lapangkanlah dada kami, terangilah hati kami dan sudahilah semua amal kami dengan amal yang saleh. Ya Allah, matikan kami dalam keadaan muslim, hidupkanlah kami dalam keadaan muslim dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang saleh, tanpa kenistaan dan fitnah.
Doa Waktu Minum Air Zam Zam
أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْماً ناَفِعاً وَرِزْقاً واَسِعاً وَشِفاَءً مِنْ كُلِّ داَءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
“Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa rizqan wasi’an wa syifa’an min kulli da’in wa saqamin, birahmatika ya arhamar-rahimin”
Ya Allah, aku mohon pada-Mu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rizqi yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit dan kepedihan dengan rahmat-Mu ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dari segenap yang pengasih.
Doa Sesudah Sholat Sunnah di Hijr Ismail
أَللَّـهُمَّ أَنْتَ رَبِّى لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِى وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ ماَاسْتَطَعْتُ , أَعُوزْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ ماَ صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِى فاَغْفِرْلىِ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنوُبَ إِلاَّ أَنْتَ , أَللَّـهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ ماَ سَأَلَكَ بِهِ عِباَدُكَ الصَّالِحُوْنَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ ماَ اسْتَعاَذَكَ مِنْهُ عِباَدُكَ الصَّالِحُوْنَ
“Allahumma anta rabbi, la ilaha illa anta khalaqtani, wa ana ‘abaduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’ dika mastata’tu. A’uzu bika min syarri ma sana’tu abu’u laka bi ni’matika ‘alayya, wa abu’u bizanbi fagfir li, fa innahu la yagfiruz-zunuba illa anta. Allahumma inni as’aluka min khairi ma sa’alaka bihi ‘ibadukas-salihin, wa a’uzun bika min syarri masta’azaka minhu ‘iba-dukas-salihin”
Ya Allah, Engkaulah Pemeliharaku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan aku, Aku ini hamba-Mu, dan aku terikat pada janji dan ikatan pada-Mu sejauh kemampuanku. Aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang telah kuperbuat, aku akui segala nikmat dari-Mu kepadaku dan aku akui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau sendiri. Ya Allah, aku mohon pada-Mu, kebaikan yang diminta oleh hamba-hamba-Mu yang saleh. Dan aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang telah dimintakan perlindungan oleh hamba-hamba-Mu yang saleh.
Di samping doa tawaf pendek seperti tercantum di atas yang dibaca pada setiap putaran, dapat juga di baca doa tawaf yang panjang, yang berbeda doa pada setiap putarannya. Hikmahnya adalah jamaah tidak akan lupa banyaknya putaran tawaf yang telah dilakukan, karena setiap putaran doanya berbeda. Doa tawaf yang panjang sebagai berikut.
Tawaf Doa Putaran 1:
سُبْحَان اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيـِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّا ئِمَةَ فىِ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ
“Subhanallahi wal-hamdulillahi wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billahil-‘aliyyil ‘azhiim, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillahi shalla-Llahu ‘alaihi wa sallam. Allahumma imaanan bika watashdiiqan bi kitaabika wat-tibaa’an lisunnati nabiyyika Muhammadin shallahu ‘alaihi wa sallam. Allhumma inni as-alukal-‘afwa wal-‘aafiyata wal-mu’aafaatad-daaimata fid-diini wad-dunyaa wal-aakhirah wal-fauza bil-jannati wan-najaata minan-naar”
Maha suci Allah, segala puji bagi Allah. Tiada daya (untuk memperoleh manfa’at) dan tiada kemampuan (untuk menolak bahaya) kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Salawat dan salam bagi Rasulullah SAW. Ya Allah, aku thawaf karena beriman kepada-Mu dan membenarkan kitabMu dan memenuhi janjiMu dan mengikuti sunnah NabiMu Muhammad SAW. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ampunan, kesehatan dan perlindungan yang kekal dalam menjalankan agama, di dunia dan akhirat, dan beruntung memperoleh surga dan terhindar dari siksa neraka.
Tawaf Doa Putaran 2:
اَللّهُمَّ إِنَّ هَذَا الْبَيْتَ بَيْتُكَ وَالْحَرَمَ حَرَمُكَ وَالاَمْنَ أَمْـنُكَ وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَهَذَا مَقَامُ العَائِذِبِكَ مِنَ النَّارِ فَحَرِّمْ لُحُوْمَنَا وَبَشَرَ تَنَا عَلَى النَّارِ.
اللّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اللّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، اللّهُمَّ ارْزُقْنِيَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Allahumma inna haadzal-baita baituka wal-harama haramuka wal-amna amnuka wal-‘abda ‘abduka wa anaa ‘abduka wa-bnu ‘abdika wa haadzaa maqaamul-‘aaidzi bika minan-nnaar, faharrim luhuumanaa wa basyaratanaa ‘alan-naar. Allahumma habbib ilainal-iimaan wa zayyinhu fii quluubinaa, wa karrih ilainal-kufra wal-fusuuqa wal-‘ishyaan waj’alnaa minar-raasyidiin. Allahumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka, Allahumma rzuqnil-jannata bighairi hisaab”
Ya Allah, sesungguhnya Bait ini adalah BaitMu, tanah mulia ini tanahMu, negeri aman ini negeriMu, hamba ini hambaMu, anak dari hambaMu, dan tempat ini adalah tempat orang berlindung kepadaMu dari siksa neraka, maka haramkanlah daging dan kulit kami dari siksa neraka. Ya Allah, cintakanlah kami pada iman dan biarkanlah ia menghiasi hati kami, tanamkan kebencian pada diri kami pada perbuatan kufur, fasiq, maksiat dan durhaka, serta masukkanlah kami kedalam golongan orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah, lindungilah aku dari ‘azabMu di hari Engkau kelak membangkitkan hamba-hambamu. Ya Allah, anugerah-kanlah surga kepadaku tanpa hisab.
Tawaf Doa Putaran 3:
اللّهُمَّ إِنِيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الشَّكِّ وَالشِّرْكِ وَالشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ وَسُوْءِ اْلأَخْلاَقِ وَسُوْءِ الْمَنْظَرِ وَالْمُنْقـَلَبِ فىِ الْمَالِ وَاْلأَهْلِ وَالْوَلَدِ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةُ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“Allahumma innii a’uudzu bika minasy-syakki wasy-syirki wasy-syiqaaqi wan-nifaaqi wa suuil-akhlaaqi wa suuil-manzhari wal-munqolabi fil-maali wal-ahli wal-waladi. Allahumma innii a’uudzu bika min fitnatil-qobri wa a’uudzubika min fitnatil-mahyaa wal-mamaati”
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari keraguan, syirk, pertengkaran, kemunafikan, buruk budi pekerti dan penampilan serta efek yang buruk dalam harta benda, keluarga dan keturunan. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu keridhoanMu dan surga. Dan aku berlindung daripada murkaMu dan siksa neraka. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari fitnah kubur, dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan derita kematian.
Tawaf Doa Putaran 4:
اللّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبـُولاً وتِحَارَةً لَنْ تَبُوْرَ. يَاعَالِمَ مَافِى الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنِيْ يَا اللهُ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْـِفرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ. ربِّ قَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَنِيْ وَاخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِيْ مِنْكَ بِخَيْرٍ
“Allahumma j’alhu hajjan mabruuran, wa sa’yan masykuuran, wa dzanban maghfuuran, wa ‘amalan shalihan maqbuulan, wa tijaaratan lan tabuura, yaa ‘aalima maa fish-shuduuri akhrijnii ya Allah mina zh-zhulumaati ila n-nuuri. Allahumma innii as’aluka muujibaati rahmatika, wa ‘azaaima maghfiratika, was-salaamata min kulli itsmin, wal-ghaniimata min kulli birrin, wal-fauza bil-jannati wan-najaati minan-naari. Rabbi qanni’nii bimaa razaqtanii wa baarik lii fii maa a’thaitanii wa akhlif ‘alaa kulli ghaaibatin lii minka bikahirin”
Ya Allah, karuniakanlah haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, amal saleh yang diterima dan usaha yang tidak akan mengalami rugi. Wahai Tuhan Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terkandung dalam hati sanubari, keluarkanlah aku dari kegelapan ke cahaya yang terang benderang. Ya Allah aku mohon kepadaMu segala hal yang mendatangkan rahmatMu dan keteguhan ampunanMu, selamat dari segala dosa dan beruntung dengan mendapat berbagai kebaikan, beruntung memperoleh surga, terhindar dari siksa neraka. Tuhanku, puaskanlah aku dengan anugerah yang telah Engkau berikan, berkatilah untukku atas semua yang Engkau anugerahkan kepadaku, dan gantilah apa-apa yang hilang dengan kebajikan dariMu.
Tawaf Doa Putaran 5:
اَللّهُمَّ أَظِلَّنِيْ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّكَ وَلَابَا قِيَ إِلَّا وَجْهُكَ وَاَسْقِنيْ مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شُرْبَةً هَنِيْئَةً مَرِيْئَةً لَا أَظْمَأُ بَعْدَهَا أَبَدًا. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَاسَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعِيْمَهَا وَمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْفِعْلٍ أَوْعَمَلٍ وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّ بُنِيْ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْفِعْلٍ أَوْعَمَلٍ
“Allahumma azhillanii tahta zhilli arsyika yauma laa zhilla illaa zhilluka, wa laa baqiya illaa wajhuka, wa asqinii min haudhi nabiyyika Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama syurbatan haniiatan mariiatan laa azhmau ba’dahaa abadan. Allahumma innii as’aluka min khairi maa sa’alaka minhu nabiyyuka Muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallama, wa a’uudzu bika min syarri ma sta’aadzaka minhu nabiyyuka Muhammadun shallahu ‘alaihi wa sallama, Allahumma innii as’aluka l-jannata wa na’iimahaa wa maa yuqorribunii ilaihaa min qaulin aw fi’lin aw ‘amalin, wa a’uudzu bika minan-naari wa maa yuqarribunii ilaihaa min qaulin au fi’lin au ‘amalin”
Ya Allah, lindungilah aku dibawah naungan singgasanaMu pada hari yang tidak ada naungan selain naunganMu, dan tidak ada yang kekal kecuali ZatMu, dan berilah aku minuman dari telaga Nabi Muhammad SAW dengan minuman yang lezat, segar dan nyaman, serta tidak akan merasa haus lagi sesudah itu selamanya. Ya Allah, aku mohon padaMu kebaikan yang dimohonkan oleh NabiMu Muhammad SAW, dan aku berlindung padaMu dari kejahatan yang dimintakan perlindungan oleh NabiMu Muhammad SAW. Ya Allah, aku mohon padaMu surga serta ni’matnya dan apapun yang dapat mendekatkan aku kepadanya baik ucapan, perbuatan maupun pekerjaan, dan aku berlindung padaMu dari neraka serta apapun yang mendekatkan aku kepadanya baik ucapan, perbuatan atau pekerjaan.
Tawaf Doa Putaran 6:
اللّهُمَّ إِنَّ لَكَ عَلَيَّ حُقُوْقًا كَثِيْرَةً فِيْمَا بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ وَحُقُوْقًا كَثِيْرَةً فِيْمَا بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَلْـقِكَ. اللّهُمَّ مَاكَانَ لَكَ مِنْهَا فَاغْفِرْهُ لِيْ وَمَاكَانَ لِخَلْقِكَ فَتَحَمَّلْهُ عَنِّيْ وَأَغْنِنِى بِحَلاَ لِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَا عَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَاوَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ. اَللّهُمَّ إِنَّ بَيْتَكَ عَظِيْمٌ وَوَجْهَكَ كِرَيْمٌ اَنْتَ يَااللهُ حَلِيْمٌ كَرِيْمٌ عَظِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
“Allahumma inna laka ‘alayya huquuqan katsiiratan fii maa bainii wa bainaka, wa huquuqan katsiiratan fii maa bainii wa baina khalqika. Allahumma maa kaana laka minhaa faghfirhu lii, wa maa kaana likhalqika fatahammalhu ‘annii, wa aghninii bihalaalika ‘an haraamika, wa bi thaa’atika ‘an ma’shiyatika, wa bi fadhlika ‘amman siwaaka, yaa waasi’a l-maghfirah. Allahumma inna baitaka azhiimun, wa wajhaka kariimun, wa anta ya Allahu kariimun, ‘azhiimun, tuhibbu l’afwa fa’fu ‘annii”
Ya Allah, sesungguhnya Engkau mempunya hak yang banyak sekali atas diriku dalam hubungan antara aku dengan Mu. Dan Engkau juga mempunya hak yang banyak sekali dalam hubungan antara aku dengan makhlukMu. Ya Allah, apa yang menjadi hakMu atas diriku, maka ampunilah aku. Dan apa saja yang menjadi hak makhlukMu atas diriku, maka tanggungkanlah dariku. Cukupkanlah diriku dengan rizkiMu yang halal, terhindar dari yang haram. Dan dengan ta’at kepadaMu, terhindar dari kemaksiatan. Dan dengan anugerahMu terhindar daripada mengharap dari selain daripadaMu, wahai Tuhan Yang Maha Luas pengampunanNya. Ya Allah, sesungguhnya rumahMu ini agung, ZatMu pun sungguh mulia, dan Engkau ya Allah, Maha Penyabar, Maha Pemurah dan Maha Agung, Engkau suka memberi ampun, maka ampunilah aku.
Tawaf Doa Putaran 7:
اللّهُمَّ إِنِّيْ أسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَا مِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلَالًا طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَاحَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ بِرَ حْمَتِكَ يَاعَزِيْزُ تَاغَفَّارُ. رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا وَاَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِيْنَ
“Allahumma inni as’aluka iimaanan kaamilan wa yaqiinan shodiqon wa rizqon waasi’an wa qolban khaasyi’an wa lisaanan dzaakiran wa halaalan thayyiban wa taubatan nashuuhan, wa taubatan qobla l-mauti wa raahatan ‘inda l-mauti wa maghfiratan wa rahmatan ba’da l-mauti wal ‘afwa ‘inda l-hisaabi wal fauza bi l-jannati wan najaati minan-naari bi rahmatika yaa ‘aziizu yaa ghoffaaru. Raabi zidnii ‘ilman wa alhiqnii bish-shaalihiin”
Ya Allah, aku mohon kepadaMu iman yang sempurna, keyakinan yang benar, rizki yang luas, hati yang khusyu’, lidah yang selalu berdzikir, rizki yang halal dan baik, taubat yang diterima, taubat sebelum mati, ampunan dan rahmat sesudah mati, ampunan ketika dihisab, keberuntungan memperoleh surga dan selamat dari neraka, dengan kasih sayangMu, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Yang Maha Pengampun. Tuhanku, berilah aku tambahan ilmu pengetahuan dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.